Powered by FeedBurner

Social Share

Seribu Malam Yang Lalu

Seribu Malam Yang Lalu



Seribu malam yang lalu,
di atas kakiku yang telanjang bulat,
aku berjalan meniti untaian benang rindu,
yang terbentang di antara hampa bayangmu.
Letih ini berjanji setia jadi saksi,
dan menemani ketika muram durja menerpa,
bagai sirip ikan yang menari di air dangkal,
aku menggelepar dalam bejana penantian.
Di hamparan hati yang tak pernah terbagi,
kusematkan sebuah lencana atas namamu,
dan atas nama rasa yang tak mampu bicara,
kucoba sembunyikan seulas senyum palsu.
Seribu malam yang lalu,
apalah bedanya dengan malam ini,
sebilah rindu di dada tak jua melentur,
semakin tajam kala dingin malam menghujam.

Description: Seribu Malam Yang Lalu, Rating: 4.5, Reviewer: Unknown, ItemReviewed: Seribu Malam Yang Lalu

0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sahabat

Rastafara Uye

Jakarta Time

  ©Template by Blogger. Design By Tips dan Trik Blog